Minggu, 02 Februari 2014

E- Learning


 E- Learning
Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi mengenai E- Learning , seperti yang dipaparkan oleh Siahaan (2004) dalam ”Penerapan E-Learning Dalam Pembelajaran” (Yani : 2007) bahwa E-Learning  merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Secara utuh E-Learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pebelajar (peserta didik)  dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audio broadcasting, video/audio conferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).
Jaya Kumar C dalam (Suyanto : 2005) , mendefinisikan E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Rosenberg  dalam (Suyanto : 2005) juga menekankan bahwa E-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “E” atau singkatan dari elektronik dalam E-Learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet (Suyanto : 2005).
Rosenberg mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam E-Learning, yaitu:
  1. E-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam E-Learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.
  2. E-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD-ROOM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai E-Learning.
  3. E-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan (Suyanto : 2005).
Saat ini E-Learning telah berkembang dalam  berbagai model pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti:  CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).
E-Learning   merupakan   metode   pembelajaran   yang   berfungsi   sebagai   pelengkap   metode pembelajaran  konvensional  dan  memberikan  lebih  banyak  pengalaman  afektif  bagi  pelajar. Singkatnya,  E-Learning  menggunakan  teknologi  untuk  mendukung  proses  belajar. Inti  dari  E-Learning ialah metode dimana peserta didik diposisikan  sebagai prioritas utama dengan meletakan semua sumber bahan ajar di genggamannya. Peserta didik akan dapat mengatur durasi mata kuliah  dalam  mempelajarinya dan  akan  mampu  menyerap  serta  mengembangkan  pengetahuan dan keahlian dalam sebuah lingkungan yang telah dibentuk khusus bagi dirinya.
Perbedaan Pembelajaran konvensional dengan E-Learning yaitu pada pembelajaran konvensioanal guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam E-Learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran E-Learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar