Sabtu, 22 Februari 2014

KESOMBONGAN

KESOMBONGAN tidak akan bisa menyelesaikan dari sulitnya permasalahan bahkan akan menambah beban kehidupan yang semakin tidak menentu...ingatlah waktu kita untuk hidup hanyalah kesempatan dan Garantie umur tidak tahu kapan akan MATI.....

SESUATU YANG TELAH TERJADI TIDAK AKAN BISA KEMBALI

SESUATU YANG TELAH TERJADI TIDAK AKAN BISA KEMBALI...hanya dengan tangisan penyesalan lebih baik dari pada tidak ada tangisan rasa penyesalan dalam menyesali sesuatu perbuatan yang tidak semestinya kita lakukan,maka cepatlah sadar terus bertobat secara sungguh-sungguh pasti pintu ampunan akan terbuka...dan kepada ALLAH SWT kita akan kembali berserah diri.......... selama NYAWA masih ada pasti kesempatan untuk bertobat masih ada.....

KEHIDUPAN bagaikan suara alunan lagu

KEHIDUPAN bagaikan suara alunan lagu yang penuh dengan keindahan, kesedihan, kejayaan, kemiskinan, keterpurukan...lagu ini terus berputar tanpa hentinya kita sebagai pelaku kehidupan akan terus mengikuti irama itu dengan segenap jiwa dan raga harus tetap menjalani seperti lagu ini..hanya dengan semangat tanpa mengenal lelah disertai doa yang tak pernah hentinya agar lagu itu mengalun dengan merdunya dan kita akan merasa bersyukur ...ikhlas menjalani TAKDIR ini..jangan pernah menyalahkan semua ini...karena kita hanyalah manusia yang penuh dengan kelemahan..sadarilah itu wahai Saudaraku

TEKNIK PENDETEKSIAN KESALAHAN


TEKNIK PENDETEKSIAN KESALAHAN

Pendetaksian dan pembetulan kesalahan sering digunakan pada komunikasi data untuk mengatasi adanya korupsi dan atau informasi yang hilang dari isyarat data yang datang pada sisi penerima. Dalam pendeteksian kesalahan yang paling sederhana, bit paritas ditambahkan pada akhir setiap karakter ASCII 8 bit. Bit paritas menggunakan  cacah 1 untuk setiap karakter yang bitnya berjumlah ganjil, disebut sebagai paritas ganjil contoh karakter 1010001, sedang bit paritas yang menggunakan cacah 0 untuk setiap karakter yang bitnya berjumlah genap. Satu Byte (karakter) terdiri dari 8 bit, setiap bit mempunyai nilai 0 atau 1 tergantung dari standar karakternya.
Bit paritas membuat penerima mampu mendeteksi, adanya kesalahan tunggal pada setiap karakter yang dikirimkan. Pada sistem yang sangat sederhana, terminal pengirim harus memberitahu apabila ada kesalahan pada karakter yang diterima oleh terminal penerima.  Untuk memungkinkan hal itu, data dipecah menjadi sejumlah blok dan setiap blok mempunyai beberapa karakter pemeriksa yang ditambahkan. Penerima akan mengkomputasi ulang karakter-karakter pemeriksa ini untuk menentukan apakah ada kesalahan atau tidak. Jika tidak ada kesalahan, penerima akan mengirimkan karakter ACK ke terminal pengirim, dan blok berikutnya akan dikirim oleh pengirim. Jika penerima mendeteksi adanya kesalahan, penerima akan mengirimkan karakter NAK dan pengirim harus mengirimkan ulang blok yang mengandung kesalahan tersebut.  Hal ini disebut dengan sistem Automatic Repeat Request (ARQ) dan diguna-kan bersama-sama dengan protokol-protokol yang berorientasi bit seperti BiSynch.
Cara yang lebih baik untuk mendeteksi kesalahan adalah Cyclic Redundancy Check (CRC) yang digunakan oleh protokol HDLC. Ada sejumlah metoda CRC, tetapi kebanyakan sambungan HDLC menggunakan rekomendasi ITU-T V41.
Jika tambahan bit ditambahkan ke data, penerima juga dapat melakukan perbaikan kesalahan yang timbul. Karena memerlukan bit tambahan sistem ini disebut Forward Error Control, yang hanya digunakan jika kanal balik,kanal yang digunakan untuk mengacknowledge penerimaan benar atau salah, tidak tersedia.

Minggu, 02 Februari 2014

JANGAN PERNAH MENYERAH

Jangan mengunci pikiran kita untuk menjadi karyawan setelah lulus kuliah. Karena kita akan mengunci potensi dari diri kita yang sebenarnya sangat cemerlang. Kita bisa menjadi siswa terbodoh di kelas, tapi kita mungkin bisa lebih sukses daripada teman-teman kita yang pandai.
Jangan malu untuk bekerja yang halal. Terkadang kita malu menjadi penjual donat, penjual pulsa, penyapu jalan, pembantu, tukang cuci karena menganggap itu adalah pekerjaan rendahan. Kita selalu mengharapkan pekerjaan di kantor yang bersih dan elegan agar tidak malu kalau ditanya teman kita. Apakah status dan pengakuan orang lain akan membuat kita sukses? TIDAK. Maka malulah pada diri sendiri kalau sampai sekarang anda masih menganggur.
Belajarlah hal-hal yang tidak diajarkan dalam kuliah. Sesuaikan dengan minat dan bakat anda sendiri. Jika anda pandai berbicara, anda bisa mengembangkan diri menjadi MC atau Humas kelak. Jika anda pandai otak-atik script, anda bisa mengembangkannya menjadi Software House atau Programer nantinya. Dan masih banyak potensi yang bisa anda kembangkan. Dari pengembangan potensi ini, anda tidak akan takut nantinya jika tidak diterima kerja di perusahan-perusahaan
Jika anda terpaksa menjadi pengangguran, jangan hanya diam. Tapi tetap gunakan kemampuan anda untuk membuka usaha. Diakui atau tidak, kita harus berebut lowongan kerja dengan puluhan ribu orang. Kalau anda tidak memiliki kelebihan, maka bersiaplah jadi pengusaha.
Bacalah kisah-kisah sukses para entrepreneur. Meskipun tidak bisa seperti mereka tapi contohlah semangat dan keyakinan mereka saat memulai bisnis.

Mengapa Sampai Sekarang .........selalu ditolak

Mengapa Sampai Sekarang .........selalu ditolak


Mengapa Sampai Sekarang Belum Dapat Kerja Juga ?
Sebenarnya mungkin kualifikasi anda termasuk ke dalam salah seorang yang sedang dicari-cari. Tetapi kenapa sampai sekarang anda belum juga dapat pangilan? Atau bisa jadi anda sudah berulang kali dapat panggilan wawancara namun selalu berujung dengan ditolak. Jika demikian halnya, bisa jadi perlu ada yang anda evaluasi. Mungkin CV anda kurang praktis dan tidak representatif. Atau barangkali sikap dan kata-kata anda selama wawancara meninggalkan kesan yang kurang baik.
Kesalahpahaman atau kekurangan informasi antar-pelamar maupun tempat kerja yang membutuhkan, seringkali terjadi. Oleh karenanya, kedua belah pihak jadi terus-terusan mencari, tanpa menyadari, sebenarnya, yang dicari sudah ada di depan mata. Hal semacam ini sebenarnya bisa dihindari. Memang banyak hal-hal yang seringkali menjadi syarat tak tertulis yang perlu anda ketahui sebelum melangkah ke dunia kerja.Caranya untuk tahu adalah dengan banyak bertanya. Bekali diri anda dengan berbagai pengetahuan , sebelum anda terjun ke dunia professional . Tanya pada mereka yang sudah lebih dulu bekerja, perbanyak membaca supaya tidak ketinggalan informasi, dan yang penting, jangan bosan menimbun ilmu dan info terbaru. Sekarang ini teknologi sudah semakin maju. Komunikasi tidak lagi terhambat oleh ruang dan waktu. Bekerja tidak lagi harus ke kantor, tapi bisa dilakukan di rumah dengan media internet sebagai penghubung.
Sebab itulah, dengan berubahnya waktu, gaya dan kebutuhan juga berubah.Kini yang banyak dicari justru orang-orang yang bisa berkembang dan dinamis. Yang bisa mengikuti arus gerak dan perputaran dunia profesi , penuh inisiatif, smart, tidak mudah stress, dan tetap bisa having fun. Punya mobilitas tinggi, tidak gagap teknologi, dan dapat dipercaya. Bagaimana, apakah anda termasuk salah satunya?

SOLUSI yang terbaik jika ANDA terus ditolak, coba berjuang dengan cara mengumpulkan keahlian, yang dimiliki dengan sambil terus belajar dari sekian kegagalan...jangan pernah putus asa....ada yang melamar pekerjaan hampir 100 surat lamaran pekerjaan...yang akhirnya karena begitu banyak data yang telah ditulisnya akhirnya bisa membuat BUKU TENTANG TRIK MELAMAR PEKERJAAN...malah disinilah membuatkan kesuksesan yang luar biasa sebagai Penulis....semua titel ditanggalkan hanya jadi penulis...yang bisa menghidupi diri sendiri.... inilah Rahasia dari kegagalan,......selamat berjuang jangan pernah putus asa

MENOLONG ORANG

MENOLONG ORANG...adalah tindakan yang luar biasa...jika kita mendapat kesempatan untuk menolong orang jangan sampai ANDA tunda-tunda lagi siapa tahu ini adalah bisikan dari ALLAH SWT..untuk menguji bahwa kita ini apakah telah sadar dengan sempurna akan milik ALLAH yang telah dititipkan kepada kita..dan ada hak untuk orang lain yang butuh bantuan...jangan ada rasa takut miskin jika memberi bantuan...karena MISKIN itu bukan kehendak kita ...jika ALLAH SWT menghendaki semua itu akan terjadi......semoga hari ini kita bisa lebih baik dari hari kemarin.....

E- Learning


 E- Learning
Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi mengenai E- Learning , seperti yang dipaparkan oleh Siahaan (2004) dalam ”Penerapan E-Learning Dalam Pembelajaran” (Yani : 2007) bahwa E-Learning  merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Secara utuh E-Learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pebelajar (peserta didik)  dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audio broadcasting, video/audio conferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).
Jaya Kumar C dalam (Suyanto : 2005) , mendefinisikan E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Rosenberg  dalam (Suyanto : 2005) juga menekankan bahwa E-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “E” atau singkatan dari elektronik dalam E-Learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet (Suyanto : 2005).
Rosenberg mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam E-Learning, yaitu:
  1. E-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam E-Learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.
  2. E-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD-ROOM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai E-Learning.
  3. E-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan (Suyanto : 2005).
Saat ini E-Learning telah berkembang dalam  berbagai model pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti:  CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).
E-Learning   merupakan   metode   pembelajaran   yang   berfungsi   sebagai   pelengkap   metode pembelajaran  konvensional  dan  memberikan  lebih  banyak  pengalaman  afektif  bagi  pelajar. Singkatnya,  E-Learning  menggunakan  teknologi  untuk  mendukung  proses  belajar. Inti  dari  E-Learning ialah metode dimana peserta didik diposisikan  sebagai prioritas utama dengan meletakan semua sumber bahan ajar di genggamannya. Peserta didik akan dapat mengatur durasi mata kuliah  dalam  mempelajarinya dan  akan  mampu  menyerap  serta  mengembangkan  pengetahuan dan keahlian dalam sebuah lingkungan yang telah dibentuk khusus bagi dirinya.
Perbedaan Pembelajaran konvensional dengan E-Learning yaitu pada pembelajaran konvensioanal guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam E-Learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran E-Learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri

Entrepreneur (kewirausahaan)


Entrepreneur (kewirausahaan)
 
Istilah entrepreneur (kewirausahaan) pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif.

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:


Jean Baptista Say (1816): Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921): Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

Joseph Schumpeter (1934): Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Penrose (1963): Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Harvey Leibenstein (1968, 1979): Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Israel Kirzner (1979): Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.

Teori Kewirausahaan

Sebelum memaparkan teori kewirausahaan, terlebih dahulu saya mengulas pengertian “teori”. Maksudnya sekalian menyegarkan ingatan saya sendiri sih, kan semester ini mengajar metodologi penelitian juga hehehe. Kita biasanya menggunakan teori untuk menjelaskan sebuah fenomena. Fenomena yang akan dijelaskan disini adalah kehadiran entrepreneurship yang mempunyai kontribusi besar dalam pengembangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari konsep dan konstruk, nah lho apa ya beda kedua istilah tersebut? :). Teori adalah “sekumpulan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang saling berhubungan” yang menunjukkan pandangan sistematis terhadap sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi fenomena. Mari kita lihat beberapa teori yang menjelaskan dan memprediksi fenomena mengenai kewirausahaan.

Neo Klasik, teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilag teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Hmmm, jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaan. Kasihan bener ya tapi Masa sih? …… Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Kata Grebel dkk, “There is no space for an entrepreneur in neoclassical theory”. Nah loh, jadi dimana letak teori kewirausahaannya dong? Tapi sebagai titik awal masih bermanfaat juga kok. Kan konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Dan individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya
.
Schumpeter’s entrepreneur, kajian schumpeter lebih banyak dipengaruhi oleh kajian kritisnya terhadap teori keseimbangan (equilibrium theory)-nya Walras. Waduh…. harus mengulang kembali berbagai teori-teori ekonomi nih hehehe. Menurut beliau, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai mencapai keseimbangan. Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang menurut Schumpeter disebut “situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Hmmm agak jelimet juga nih. Saya mencoba membuat interpretasi lain terhadap pernyataan teoritis tersebut, “Orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa perubahan“. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap dinamika di balik perubahan ekonomi yang diamatinya secara empiris. Singkat cerita, akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-nya yang disebut “inovasi“. Dan aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang inovatif yang akan membuat perubahan. Hmmmm, begitulah “warisan” dari Om Schumpeter hehehe.

Austrian School, Mengutip Adaman dan Devine (2000), masalah ekonomi mencakup mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para entrepreneur yang bersiang. Hmmmmmm…… tambah bingung nih. Ada dua konsep utama disini yaitu pengetahuan tersembunyi (orang lain belum tahu) yang dikaji oleh Hayek dan kewirausahaan oleh Mises. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi melalui tindakan entrepreneural. Dan seorang entrepreneur akan mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan. Oooohhh begitu toh, jadi artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan (atau informasi) baru (dimana orang banyak belum mengetahuinya). Dan pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Wah beda-beda tipis ya dengan schumpeter dengan konsep inovasinya. Kan dengan inovasi juga kita bisa mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.

Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan titik awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami sukses dan gagal (hmmm memang begitu adanya ya hehehe). Namun seorang entrepreneur selalu berusaha memperbaiki kesalahannya. Wah kalo begitu sih, ternyata orang tua Saya sudah memahami Austrian Sholl ini dong. Buktinya mereka sering berkata:”Kegagalan itu adalah sukses yang tertunda”, “Belajarlah dari kesalahan”, atau “Hanya keledai lah yang terperosok dua kali” hehehe. Kasihan bener ya keledai Padahal “keledai” yang berjumpalitan beberapa kali (gagal dan gagal lagi) akhirnya bisa juga menemukan kesuksesan, itulah seorang entrepreneur.

Kirzerian Entrepreneur, Kirzer memakai pandangannya Misesian tentang “human action” dalam menganalisis peranan entrepreneural. Singkat kata, unsur entrepreneur dalam pengambilan keputusan manusia dikemukan oleh Om Kirzer ini lho. Wah beliau ini pasti setuju deh dengan jargon “the man behind the gun” ya hehehe. Menurut beliau, “knowing where to look knowledge”. Dan dengan memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah seorang entrepreneur bisa menghasilkan keuntungan.

Petuah lain dari beliau adalah “This insight is simply that for any entrepreneurial discovery creativity is
never enough: it is necessary to recognize one’s own creativity
“.

Sebenarnya masih banyak sih “petuah-petuah” beliau ini, terutama dikaitkan dengan teori-teori ekonomi sebelumnya, termasuk tanggapannya terhadap teori keseimbangan dari neo klasik. Tapi cukup sudahlah, toh mata kuliah entrepreneurship tidak akan terlalu berat di teori kok. Nanti mahasiswa pada protes lagi, “Pak kok belajar teori mulu nih, kapan kita bisa berlatih menjadi seorang entrepreneur nih!!”. Makanya di kelas kita lebih banyak berlatih bagaimana membuat proposal bisnis serta berlatih kreaivitas dan inovasi melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (disain brosur, e-marketing, teknik presentasi, dll). Lagian, teori-teori di atas lebih banyak dikaitkan dengan teori ekonomi.

Teori Entrepreneur dari perspektif individu
Berikutnya saya tetap “maksa” untuk mengulas teori kewirausahaan dari perspektif individunya. Toh kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi tidak hanya “melulu” soal praktek berwirausaha. Masa sih semua mahasiswa yang ikut kuliah kewirausahaan akhirnya menjadi entrepreneur semua (syukur juga sih kalo memang iya). Bisa saja sebagian diantaranya menjadi peneliti tentang kewirausahaan atau pengamat kewirausahaan hehehe. Jadi dengan sangat menyesal saya akan mencoba mengulas beberapa teori atau model yang dihubungkan dengan karakteristik individu seorang entrepreneur. Beberapa di antaranya adalah (1) life path change, (2) Goal Directed Behaviour, dan (3) Outcome expectancy.

Sumber : Berbagai Bacaan

E-Learning

Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi Internet pada dasa warsa terakhir ini membuat para pendidik mempunyai banyak pilihan dalam memanfaatkan teknologi tersebut untuk pembelajaran. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi Internet untuk mendukung proses pembelajaran adalah E‐-­Learning. Dengan E-­‐Learning ini para pendidik dapat menaruh materi pembelajaran, memberi tugas dan kuis untuk evaluasi, serta memonitor dan menjalin komunikasi dengan siswa melalui web. Dengan demikian aktivitas pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Banyak lembaga pendidikan dari jenjang pendidikan dasar, menengah hingga tinggi kini telah mempunyai portal E-­‐Learning untuk mendukung proses pembelajaran. Para pendidik memanfaatkan portal E-­‐Learning tersebut dengan cara membuat course yang kemudian di dalamnya diisi berbagai resources materi pembelajaran dengan mengoptimalkan aspek multimedia, tugas-­‐tugas, kuis, dan pengumuman, serta tautan untuk pengayaan. Mereka bisa juga melakukan monitoring, komunikasi, dan kerjasama. Di sisi lain, para peserta didik tentu saja dapat mengunduh materi pembelajaran, mengerjakan tugas-­‐tugas dan kuis, serta berpartisipasi dalam chatting dan forum diskusi.