Jumat, 25 November 2011

Surga Dilihat Dari Berbagai Perspektif

 

Surga Dilihat Dari Berbagai Perspektif


Surga atau kadang dibaca sorga adalah sebuah tempat di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai lokasi berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai ajaran agamanya. Istilah ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Svarga. Dalam bahasa Jawa kata tersebut diserap menjadi Swarga. Istilah Surga dalam bahasa Arab disebut Jannah, sedangkan dalam bahasa Hokkian digunakan istilah Thian.
Dalam Kristen
Surga atau Kerajaan Surga adalah kehidupan kekal yang dijanjikan Yesus kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Istilah surga dipakai oleh penulis Alkitab menunjuk pada tempat yang kudus di mana Allah saat ini berada. Kehidupan kekal, ciptaan yang sempurna, tempat dimana Allah menghendaki untuk tinggal secara permanen dengan umat-Nya (Wahyu 21:3). Tidak akan ada lagi pemisahan antara Allah dan manusia. Orang-orang beriman sendiri akan hidup dengan kemuliaan, dibangkitkan dengan tubuh yang baru; tidak akan ada penyakit, tidak ada kematian dan tidak ada air mata.
Dalam Islam
Qur’an banyak bercerita tentang sebuah kehidupan setelah mati di surga untuk orang yang selalu berbuat baik. Surga itu sendiri sering di jelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’du 13:35:
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. (Ar-Ra’du 13:35)
Setiap muslim percaya bahwa semua manusia dilahirkan suci. Dalam Islam pula, jika ada seorang bocah yang mati, maka secara otomatis akan pergi ke surga, tanpa memedulikan agama kedua orang tuanya. Surga tertinggi tingkatnya adalah Firdaus – Pardis , dimana para nabi dan rasul, syuhada dan orang-orang saleh.
Kahyangan dalam Budaya di pulau Jawa
Istilah Kahyangan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Sunda yang jika dipilah menjadi ka-hyang-an, atau bermakna “tempat tinggal para Hyang atau leluhur”. Sebelum masuknya agama Hindu dan Buddha, masyarakat Nusantara di pulau Jawa dan Bali, seperti masyarakat Sunda, Jawa, dan Bali sudah menganut agama pribumi berupa pemujaan terhadap arwah leluhur. Mereka menyebut leluhur mereka dengan istilah Hyang dan tempat tinggal mereka di alam gaib disebut kahyangan.
Dengan masuknya agama Hindu dan Buddha, maka istilah Swarga pun dipakai berdampingan dengan istilah Kahyangan, karena Swarga juga bermakna tempat tinggal para roh yang selama hidupnya berbuat kebaikan.
Dalam tradisi Jawa baru, istilah Kahyangan dipakai untuk menyebut tempat tinggal para dewa dan bidadari. Sementara istilah Swarga tetap dipakai untuk menyebut tempat tinggal para roh yang semasa hidup bertindak penuh kebajikan sesuai dengan aturan agamanya
Surga Menurut Stephen Hawking.
Surga adalah dongeng untuk orang yang takut pada gelap, kata fisikawan terkemuka Inggris Stephen Hawking. Hawking (69) pernah disangka bakal meninggal dalam beberapa tahun setelah didiagnosis mengalami penyakit syaraf motorik degeneratif pada usia 21, namun menjadi salah satu ilmuwan paling terkenal di dunia setelah publikasi karyanya pada 1988 “A Brief History of Time.” “Saya hidup dengan prospek kematian dini selama 49 tahun terakhir.  Saya tak takut mati, tapi saya tidak ingin buru-buru mati. Saya ingin lebih dulu melakukan banyak hal,” katanya kepada koran the Guardian. “Saya memandang otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja ketika komponen-komponennya rusak. Tak ada surga atau kehidupan setelah mati bagi komputer yang mati; itu adalah dongeng untuk orang yang takut gelap.”
Saat ditanya bagaimanakah kita seharusnya hidup, dia menjawab, “Kita mesti mencari nilai tertinggi dari tindakan kita.”  Demi mengantarkan pertanyaan “Mengapa kita di sini?” (Why are we here?), Hawking akan  memperdebatkan fluktuasi-flutkuasi kuantum kecil di awal alam semesta menaburkan bibit kehidupan manusia.
Mantan profesor matematika pada Universitas Cambridge yang juga disandang fisikawan dan matematikawan besar Isaac Newton, terkenal suka menyampaikan pernyataan-pernyataan kritis terhadap agama. Bukunya yang diterbitkan pada 2010 “The Grand Design” telah memicu reaksi keras kalangan agamawan, termasuk Rabbi Lord Sacks, karena dia mengatakan tidak perlu ada kekuatan ilahi untuk menjelaskan pembentukan alam semesta. Sebagai akibat dari penyakit lumpuhnya yang tak tersembuhkan, Hawking hanya bisa berbicara dengan bantuan alat pensintesa suara dan nyaris benar-benar lumpuh. Dia diberitakan mengalami masalah serius pada 2009 manakala dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh sakit usai mengajar di Amerika Serikat, namun setelah itu dia kembali ke Universitas Cambridge untuk menjadi direktur riset
Menurut Syeh Siti Jenar
Menurut Syehk Siti Jenar Surga dan Neraka terdiri dari dua wujud yang terjadinya dari keadaan “ Anal Jannatun wa Nara katannalil al anna “ artinya Wujud Mahluk itu dari kejadian surga dan neraka . adanya surga sekarang ini berdasar pada kejadian di dunia , surga yang luhur terletaka pada perasaan hati yang senang .  Syehk Siti Jenar meyakini surga dan neraka itu tidak perlu menunggu hari kiamat . di dunia seseorang sudah bisa merasakan keadaan alam kubur, siksa neraka atau kenikmatan surga . di dalam Qalbu itulah seseorang dapat mersakan siksa kubur, surga dan neraka . sesungguhnya konsep tersebut sudah di pahami Siti Jenar dan orang orang khusus, sedangkan pemahaman orang awam surga dan neraka setelah hari Kiamat karena perbedaan tersebut maka teori/konsep Siti Jenar dianggap sesat.
 
 
sumber : wikipedia dan berbagai sumber lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar